Jumat, 23 Oktober 2020 - 17:47 WIB
Pertashop di Desa Parigi, Tigimoncong, Sulawesi Selatan. IST
Saudagarnews.id, Makassar – Sebagai warga Desa Parigi, Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan tentunya untuk mendapatkan Bahan Bakar Minya (BBM) sangatlah sulit untuk dijangkau. Apalagi bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil, dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar tentu haruslah ke pusat kota Malino terlebih dahulu.
Adalah Muhaemin (29), salah satu warga Desa Parigi, mengaku sangat kesulitan ketika ingin mengisi bahan bakar untuk motornya. Sebab iya harus mencari Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di jalan poros Malino. Jarak dari rumahnya ke lokasi SPBU lumayan jauh dan memakan waktu yang lama.
"Mau beli eceran, di kampung juga harga bensi eceran itu cukup mahal per liternya," kata Emin, sapaan akrabnya saat dihubungi via telpon, Jumat (23/10/2010).
Tak hanya itu, kata Emin, terkadang harga bahan pokok melambung tinggi di daerahnya dikarenakan harga bahan bakar juga menyesuaikan akses untuk mendapatkan bahan bakar terdekat. Oleh karena itu, dengan kehadiran Pertashop di Desa Parigi, Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan. Ia merasa sebuah kemudahan telah hadir dalam hidupnya.
"Alhamdulillah, saya merasa sangat bersyukur dengan kehadiran pertamina mini di kampung. Jadi untuk isi bahan bakar lebih leluasa. Desa ku yang termasuk terpencil, tidak ketinggalan lagi dalam hal pengisian bahan bakar," tutur ayah anak satu ini.
Bekerja sebagai guru di salah satu SMA di Malino, tentunya kendaraan roda dua sangat ia butuhkan sebagai akses ia pergi mengajar. Setiap harinya, ia menempuh jarak kurang lebih 5 km dari rumah ke sekolah, otomatis bahan bakar per 2 liter hanya mampu bertahan paling lama seminggu. Maka dari itu, ia sangat membutuhkan pembelian bahan bakar yang murah meriah dan dekat dari tempat tinggalnya.
Unit Manager Comm, Rel & CSR MOR VII Laode Syarifuddin Mursali mengungkapkan bahwa Pertashop dipersyaratkan di desa/kecamatan yang belum ada SPBU/Lembaga Penyalur Pertamina dalam radius 10 km. Sebagai wujud dukungan terhadap pemerataan pembangunan nasional, PT Pertamina (Persero) terus berupaya memperluas jangkauan distribusi energinya.
Data internal Perusahaan menunjukkan, dari 7.196 Kecamatan di Indonesia, 3.827 Kecamatan di antaranya atau sekitar 53% belum memiliki SPBU sebagai channel resmi pengisian bahan bakar. Pertamina pun menghadirkan Pertashop, sebagai solusi ketahanan energi nasional dengan konsep pemerataan jaringan distribusi.
"Kami berharap biaya distribusi dan transportasi dapat ditekan dengan adanya jaringan distribusi Pertashop yang dapat menjangkau daerah yang belum terdapat SPBU. Hal ini tentunya mampu menjadi stimulus perekonomian bagi pembangunan suatu daerah," terang Laode.
Tahun ini, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VII mendapatkan amanah dari Kementerian Dalam Negeri sejumlah 44 Pertashop untuk 44 Desa yang termasuk dalam kategori Desa 3T (Terpencil, Terluar, Tertiggal) dan Desa berprestasi se-Sulawesi. Dimana hingga berita ini diturunkan sudah terealisasi sejumlah 32 Pertashop.
Target tersebut memang dirasa masih kurang dibandingkan dengan jangkauan pemerataan energi yang ingin diwujudkan. Oleh karena itu, Pertamina membuka kesempatan seluas-luasnya bagi siapa saja WNI yang ingin memiliki Pertashop mulai dari Pebisnis hingga UMKM. Dengan jaminan aspek safety, bahan bakar berkualitas, harga jual yang terjangkau ditambah jaminan kehandalan pasokan karna disupply dengan menggunakan mobil tanki dari supply point terdekat, membuat Pertashop menjadi outlet yang menjanjikan.
Rata-rata penjualan Pertashop mencapai minimum 300 liter/hari untuk Produk Pertamax dengan harga setara SPBU terdekat. Pertashop juga menjadi outlet yang menjual Elpiji Bright Gas, Pelumas dan Produk retail pertamina lainnya.
"Terdapat tiga kategori Pertashop yang disesuaikan dengan ketersediaan lahan yang dimiliki. Pertashop Gold untuk luas lahan minimum 210 m2, Pertashop Platinum untuk luas lahan minimum 300 m2, dan terakhir Pertashop Diamond untuk luas lahan minimum 500m2. Luasan tanki penyimpanan dan varian produknya tentunya menyesuaikan," jelas Laode
Pertamina terbuka bagi semua pihak yang ingin mengajukan pendaftaran untuk menjadi calon pemilik Pertashop. Pertamina juga akan menganalisa dan mengevaluasi secara transparan calon lokasi Pertashop yang diajukan.
"Jika tidak ditemukan kesesuaian kita tidak akan proses lebih lanjut. Di Pertamina sudah lama menerapkan Good Corporate Governance (GCG)," pungkasnya.
Laporan | : | Suthe |
Editor | : | Sutriani Nina |