Ahad, 08 November 2020 - 16:46 WIB
Joe Biden Menangkan Pilpres Amerika Serikat (AS). (AP/Istimewa).
SaudagarNews.id, Washington--Hasil pemilu Amerika Serikat telah usai. Akhirnya kandidat dari Partai Demokrat Joe Biden keluar sebagai pemenang untuk menduduki kursi kepresidenan Amerika Serikat (AS).
Dari hasil pemilu itu, Biden unggul dengan perolehan suara dalam Pilpres AS 2020 yang memecahkan rekor karena mendapat suara Electoral Votes mencapai angka 290.
Beberapa jaringan televisi utama AS melaporkan, Biden melangkah ke Gedung Putih mengalahkan Donald Trump, setelah memenangkan suara di Pennsylvania.
Dari negara bagian Pennsylvania, Biden mendapatkan 20 electoral votes dan sudah cukup untuk mengamankan suaranya.
Biden kini mengantongi 273 electoral votes, melebihi minimal 270 electoral votes yang dibutuhkan untuk memenangkan pemilihan Presiden AS. Sementara Donald Trump hanya meraih 214 electoral votes, menurut data Edison Research.
Biden yang juga mantan wakil presiden AS akan resmi memasuki Gedung Putih pada 20 Januari 2021 mendatang.
Dengan terpilihnya Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat ke 46, dirinya akan menjabat Presiden AS pada usia 78 tahun. Dia kemungkinan akan menghadapi tugas sulit memerintah di Washington yang sangat terpolarisasi.
Pada Jumat lalu, Biden mengatakan, dia berharap untuk memenangkan perlombaan tetapi menahan diri untui memberikan pidato kemenangan.
Seorang penasihat Trump mengakui, peluang Trump menipis, tetapi Trump belum siap untuk mengakui kekalahan.
Pemilu tahun 2020 merupakan salah satu yang paling penting dalam sejarah AS, sama pentingnya dengan pemilu selama Perang Saudara 1860-an dan Depresi Hebat 1930-an
Dikabarkan juga, Presiden Donald Trump bakal membentengi diri dan menolak keluar dari Gedung Putih jika Joe Biden menang Pemilu AS.
Dengan keunggulan Biden yang semakin jauh, di mana beberapa lembaga memproyeksikan dia sudah merebut 270 suara elektoral, Trump menuding bahwa dia dicurangi.
Melansir dari Kompas.com, Ahad (8/11/2020), Presiden Donald Trump mengklaim tanpa bukti keunggulan yang dia dapatkan sudah direnggut dan akan menggugat ke Mahkamah Agung.
Daripada mengakui kekalahan seperti yang dilakukan pendahulunya, petahana mengindikasikan dia akan bertarung untuk bertahan di Gedung Putih.
Berdasarkan laporan CNN, presiden berusia 74 tahun itu tidak mempersiapkan pernyataan berisi mengakui kemenangan saingannya dari Partai Demokrat itu.
Bahkan berdasarkan pengakuan sumber terdekat Trump, sang presiden dalam beberapa hari terakhir tak menyiratkan mengakui kekalahan.
Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows dilaporkan tidak berusaha untuk memberi tahu presiden mengenai realitas yang sudah terjadi.
Tim kampanye presiden sendiri dilaporkan berusaha menggalang dana US$ 60 juta (Rp 953,2 miliar) untuk biaya gugatan ke pengadilan.
Sumber di internal presiden menyebutkan, sejumlah pembantunya membeberkan ide agar presiden dari Partai Republik itu agar tetap diam.
Alasannya, menyebut Pemilu AS curang selain menghancurkan bisnisnya, juga bisa memupuskan apa pun ambisi politiknya di masa depan.
Juru bicara Joe Biden, Andrew Bates, menyatakan mereka tidak khawatir Trump menolak keluar. Karena dia pasti akan dikawal oleh keamanan.
"Pemerintah AS tentu punya kemampuan mumpuni untuk menyeret keluar adanya orang yang masuk tanpa izin di Gedung Putih," kata Bates.
Dilansir Daily Mirror Sabtu (7/11/2020), Trump sebelumnya sudah mengumandangkan kemenangan setelah beberapa negara bagian kunci menunjukkan merah, warga Republik.
Namun begitu surat suara dari pos didatangkan dan dihitung, seketika keunggulan berbalik menjadi milik Biden, seperti di Pennsylvania saat ini.
Saat ini berdasarkan proyeksi dari lembaga survei Decision Desk HQ, Biden sudah merebut Pennsylvania dan mendapatkan 20 suara elektoral.
Dengan demikian, mantan senator Delaware tesebut menjadi presiden ke-46 karena melewati angka 270 seperti yang disyaratkan untuk melenggang ke Gedung Putih. (*)
Laporan | : | Supriadi |
Editor | : | Supriadi |