Sabtu, 05 Desember 2020 - 17:49 WIB
SaudagarNews.id, Makassar--Putra sulung Jusuf Kalla, Solihin Kalla melalui kuasa hukumnya Yusuf Gunco resmi melaporkan Mohammad Ramdhan ‘Danny’ Pomanto ke Ditreskrimsus Polda Sulawesi Selatan atas dugaan tindak pidana pencemaran nama baik melalui ITE.
Pelaporan itu terkait video yang diduga mirip suara Danny Pomanto menuding JK merupakan dalang di balik penangkapan Menteri KKP, Edhy Prabowo.
“Kami melaporkan Danny Pomanto dengan undang-undang ITE terkait fitnah terhadap pak JK,” kata Yusuf Gunco kepada awak media usai ajukan laporan di Polda Sulsel Sabtu (5/12/2020) sekira pukul 16.00 Wita.
Yusuf menerangkan, pelaporan tersebut disertai dengan alat bukti merupakan hasil rekaman yang diduga kuat merupakan suara calon walikota Makassar (petahana) Danny Pomanto dengan berisi percakapan dengan beberapa teman di dalam sebuah ruangan yang menyebut JK sebagai otak dari penangkapan Menteri KKP Edhy Prabowo.
“Yang kita laporkan adalah hasil rekaman dari pembicaraan Danny Pomanto dengan beberapa teman dalam satu ruangan yang isinya membuat cerita tidak sesuai dengan fakta sebenarnya. Kita laporkan membuat fitnah dan yang terburuk pencemaran nama baik,” beber Yusuf Gunco
Menurut Yugo, sapaan akrabnya, keluarga besar Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI itu sangat keberatan dan dirugikan dengan fitnah keji dan pencemaran nama baik yang dilancarkan Danny Pomanto. Sehingga JK memerintahkan putra sulungnya untuk membawa kasus ini ke jalur hukum.
“Keluarga besar Pak JK merasa difitnah, dicemarkan nama baiknya. Sehingga keluarga JK merasa terpanggil untuk melaporkan. Ya, Pak JK sudah tahu. Ini adalah perintah langsung Pak JK mengutus anak tertuanya Solihin Kalla,” tegas Yugo.
Keluarga besar JK berharap laporan ini segera diproses penyidik Polda Sulsel. “Kami berharap kasus ini diproses cepat karena rekaman percakapan ini sudah viral dan melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya telah beredar dan menjadi viral sebuah rekaman yang diduga suara Danny Pomanto yang menurut video tersebut berlokasi di Jalan Amirullah (kediaman Danny Pomanto di Makassar), pada 27 November 2020.
Dari rekaman itu, suara percakapan yang diduga Danny Pomanto menyinggung sejumlah tokoh-tokoh besar di negeri ini. Sebut saja Wakil Presiden ke 10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK), Presiden Joko Widodo, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Mantan Menteri KKP Edhy Prabowo, penyidik senior KPK Novel Baswedan hingga pentolan FPI Habib Rizieq Shihab (HRS).
Percakapan itu awalnya menyinggung peristiwa tangkap tangan Menteri KKP Edhy Prabowo di Bandara Soekarno Hatta Jakarta, oleh KPK yang dikomandoi Novel Baswedan.
Setelahnya, suara yang diduga Danny Pomanto itu menyimpulkan bahwa penangkapan yang dipimpin Novel Baswedan itu erat kaitannya dengan JK dan Anies Baswedan.
“Kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel (Baswedan) yang tangkap berarti JK (Jusuf Kalla) – Anies Baswedan. Maksudnya kontrolnya di JK,” katanya.
Percakapan itu mengalir lebih dalam hingga menyinggung para penguasa negeri ini. Menurut suara yang diduga Danny, JK secara tersirat telah menyerang Prabowo. Dan membenturkannya dengan Presiden Jokowi. Pasalnya, Prabowo yang merupakan Ketum Gerindra dan Edhy sebagai Waketum Gerindra disebut telah mengkhianati kepercayaan presiden.
“Artinya dia sudah menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Pak Jokowi yang suruh, akhirnya Prabowo dan Jokowi baku tabrak. Ini kan politik,” tuturnya lagi.
Menurutnya, dengan ramainya pemberitaan terkait penangkapan Edhy selepas lawatannya dari Amerika dalam kasus suap benih lobster, isu bahwa JK merupakan aktor di balik kepulangan Rizieq Shihab pun perlahan menguap.
“Kemudian mengalihkan (isu) Habib Rizieq. Ini mau digeser JK dan Habib Rizieq. Karena JK yang paling diuntungkan dengan tertangkapnya Edhy Prabowo. Coba siapa yang paling diuntungkan. JK lagi dihantam, beralih ke Edhy Prabowo kan,” ujar rekaman yang begitu identik dengan suara Danny Pomanto itu.
“Kemudian Prabowo yang turun karena dianggap bahwa korupsi pale disini, calon presiden to. Berarti Anies dan JK yang diuntungkan. Kemudian (Prabowo) mengkhianati Jokowi. Jadi yang paling untung ini JK. Begitu memang chaplin. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita hapal, apa yang dia mau main ini,” tegasnya kemudian.
Di akhir video, Danny kembali menyerukan kepada seluruh masyarakat, jangan pilih tukang fitnah, jangan pilih omong kosong.(*)
Laporan | : | Supriadi |
Editor | : | Supriadi |